Sabtu, 22 Januari 2011

TORAJA

   Kalau Anda takut akan hal-hal mistis, jangan datang ke Toraja. Di Toraja, mistis adalah budaya. Mereka yang mati dibuatkan mumi berupa patung mini yang kemudian dipajang di tebing bukit di sebuah daerah yang disebut Kete Kesu. Tengkorak mereka ditumpuk didalam gua di bukit itu. Khusus mayat bayi, jasadnya ditaruh di sebuah lubang di batang pohon.

Rambu solo…mappassilaga tedong…Kete Kesu…toh inilah yang mampu mengundang para wisatawan dan wartawan asing
Toraja, sebuah daerah di utara Makassar. Dapat ditempuh sekira 6 jam perjalanan dari Makassar. Jalanan panjang berkelok yang membelah ilalang dan pohon-pohon di pebukitan akan menyambut Anda. Di kanan-kiri jalan itu, berdiri megah Tongkonan, rumah adat khas Toraja.
Toraja dihuni mayoritas Nasrani. Makanya, gereja besar marak di daerah ini. Peternakan babi dan warung-warung makan dari bahan baku babi juga marak. Tapi Anda yang muslim jangan khawatir, sebab satu-dua Masjid besar tersedia untuk beribadah; warung makan Muslim pun juga tersedia jika Anda lapar: sop saudara Pangkep, warung Surabaya, dan lainnya. Di Toraja, Nasrani-Muslim telah berbaur menjadi kehidupan, bukan komunitas.
Ada dua kota utama di Toraja: Makale dan Rantepao. Makale adalah pusat pemerintahan; Rantepao adalah pusat bisnis. Kini, sejak dua tahun lalu, kedua kota itu masing-masing telah berdiri sendiri menjadi sebuah kota kabupaten: Makale untuk Kabupaten Tana Toraja; Rantepao untuk Kabupaten Toraja Utara. Demi pembangunan yang merata adalah salah satu alasan utamanya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar